STRUKTUR ATOM
I. TEORI
ATOM MEKANIKA KUANTUM
a.
Teori yang
mendasari
1. Teori /
hukum Einstein dikenal dengan energi foton
E= mc2
artinya
suatu materi yang bermasa 1 gram mempunyai energi sebasar 8.9874 x 10 10 kj.
Menurut Einstein radiasi gelombang elktromagnetik
mempunyai sifat partikel dan radiasi ituDikenal dengan energi foton.
2. Teori Max Planck
Menurut planck radiasi gelombang elektromagnetik
bersifat diskrit artinya suatu benda hanya dapat memancarkan atau menyerap
radiasi elektromagnetik dalam ukuran paket-paket kecil yang disebut dengan
kuanta/kuantum.
Besarnya
energi itu tergantung kepada frekuensi dan panjang gelombang radiasinya.
E = hv
E= hc/λ
E = Energi
foton
h = tetapan
planck (h= 6.63×10-34 js)
energi foton berbanding terbalik dengan panjang
gelombangnya, semakin besar panjang gelombang semakin kecil energi fotonnya.
3. Hipotesis
Louis de Broglie
Menurut de Broglie suatu benda bermasa m yang bergerak
dengan kecepatan v membentuk gelombang sebesar
λ = h/mv
Sehingga de Broglie menyimpulkan bahwa materei dapat
btersifat sebagai partikel dan dapat bersifat sebagai gelombang . electron
sebagai partikel juga mempunyai sifat gelombang. Hal inilah yang mendasari
lahirnya teori atom mekanika kuantum atau teori mekanika gelombang. Teori ini
membantah teori Borh yang menyatakan bahwa gerakan partikel berbentuk lintasan
tetapi gerakan partikel berbentuk gelombang.
4. Azas
ketidak pastian Heisenberg
Menurut Werner Heisenberg posisi dan momentum suatu
partikel tidak dapat ditentukan secara bersamaan. Semakin dapat ditentukan
posisi suatu partikel maka semakintidak dapat ditentukan momentum suatu
partikel dan sebaliknya, keadaan itu ditulisnya dalam suatu persamaan sebagai
berikut:
(Δx)(Δp) ≥
h/2π
Δp =
kesalahan momentum
Δx =
kesalahan posisi
Semakin kecil
Δp maka semakin besar Δx, semakin besarΔp maka semakin kecil Δx
b. Bilangan
Kuantum
Erwin schrodinger menggunakan empat jenis bilangan
kuantum yang mempunyai fungsi tertentu untuk menentukan bentuk dan ukuran
orbital.
v Bilangan
kuantum utama (n).
Bilangan kuantum utama merupakan bilangan yang
menunjukan tingkat energi orbital
n merupakan
bilangan bulat positif dan tidak termasuk nol. n = 1,2,3,….
Semakin
tinggi harga n, maka semakin semakin besar orbitalnya.
Bilangan
kuantum azimuth (l)
Bilangan
kuantum azimuth menyatakan bentuk orbital.
l = 0
orbital s (Sharp)
l = 1
orbital p (principal)
l = 2
orbital d (diffuse)
l = 3
orbital f (fundamental)
Nilai l dimulai dari 0 sampai (n-1). Hubungan antara
kulit, tingkat energi dan bentuk orbital dapat digambarkan sebagai berikut.
Kulit K n =
1, l = 0 , orbital s
Kulit L n =
2, l = 0 , 1 , orbitas s ,p
Kulit M n =
3, l = 0, 1, 2 orbital s, p, d
Kulit N n =
4, l = 0, 1, 2, 3 orbital s, p, d, f
Dan
seterusnya.
Bilangan
kuantum magnetic (m)
Bilangan kuantum magnetic menunjukan arah orbital
dalam sumbu x, y, z atau orientasi orbital dalam ruang.
m bernilai
negative, nol, dan positif.
Missal :
jika l = 0 maka m = 0 orbital s
l = 1 maka m
= –1, 0, 1 orbital px, py, pz
l = 2 maka m
= –2–1, 0, 1, 2 orbitalnya dx2 –y2, dz2, dxy, dxz, dyz
v Bilangan
kuantum spin (s)
Bilangan kuantum spin menyatakan arah perputaran
electron dalam orbital.Arah perputaran yang searah dengan jarum jam nilainya
+1/2 dan arah perputaran yang berlawanan arah jarum jam nilainya -1/2. Tingkat
energinya sama, tanda hanya untuk membedakan yang satu dengan yang lain.
c.
Bentuk dan
Orientasi Orbital
1.Orbital s
Bentuk orbital s memiliki satu orbital dengan bentuk
seperti bola, sehingga tidak tergantung pada sudut manapun. Orbital s hanya
terdapat 1 nilai m , sehingga hanya terdapat 1 orientasi, yaitu sama ke segala
arah.
2.Orbital p
Orbital p berbentuk cuping-dumbbell (bagai balon
terpilin).Sub kulit p memiliki tiga orbital. Pada sub kulit ini terdapat 3
nilai m(–1, 0, +1) sehingga terdapat 3 orientasi yang satu dan lainnya
membentuk sudut 9o.
3.Orbital d
Orbital d memiliki 5 orbital dengan bentuk yang
komplek sdan orientasi yang berbeda. Empat orbital pertama memiliki bentuk yang
sama, sedangkan satu orbital memiliki bentuk yang berbeda.Kelima orbital itu
adalah dxy ,dxz ,dyz,dx2y2,dan dz2.
4.Orbital f
Orbital f(mempunyai 7 orbital) dan dikelompokan
menjadi tigakelompok, yaitu :
1) kelompok
pertama: fxyz
2) kelompok
kedua : fx(z2-y2),fy(z2-y2),fz(x2-y2)
3) kelompok
ketiga : fx3,fy3,fz3
II.KONFIGURASI
ELEKTRON BERDASARKAN KONSEP BILANGAN KUANTU
Konfigurasi
elektron menggambarkan penataan/susunan elektron dalam atom. Dalam menentukan konfigurasi
elektron suatu atom, ada 3 aturan yang harus dipakai, yaitu : Aturan Aufbau,
Aturan Pauli, dan Aturan Hund.
1. Aturan
Aufbau
Pengisian
orbital dimulai dari tingkat energi yang rendah ke tingkat energi yang tinggi. Elektron mempunyai kecenderungan
akan menempati dulu subkulit yang energinya rendah. Besarnya tingkat energi
dari suatu subkulit dapat diketahui dari bilangan kuantum utama (n) dan
bilangan kuantum azimuth ( l ) dari orbital tersebut. Orbital dengan harga (n +
l) lebih besar mempunyai tingkat energi yang lebih besar. Jika harga (n + l)
sama, maka orbital yang harga n-nya lebih besar mempunyai tingkat energi yang
lebih besar. Urutan energi dari yang paling rendah ke yang paling tinggi
sebagaimana digaram yang dibuat oleh Mnemonik Moeler adalah
sebagai berikut:
1s < 2s
< 2p < 3s < 3p < 4s < 3d < 4p < 5s < 4d < 5p < 6s
< 4f < 5d ….
Aturan Pauli
(Eksklusi Pauli)
Aturan ini dikemukakan oleh Wolfgang Pauli pada tahun
1926. Yang menyatakan “Tidak boleh terdapat dua elektron dalam satu atom dengan
empat bilangan kuantum yang sama”. Orbital yang sama akan mempunyai bilangan
kuantum n, l, m, yang sama tetapi yang membedakan hanya bilangan kuantum spin
(s). Dengan demikian, setiap orbital hanya dapat berisi 2 elektron dengan spin
(arah putar) yang berlawanan. Jadi, satu orbital dapat ditempati maksimum oleh
dua elektron, karena jika elektron ketiga dimasukkan maka akan memiliki spin
yang sama dengan salah satu elektron sebelumnya.
Contoh :
Pada orbital
1s, akan ditempati oleh 2 elektron, yaitu :
Elektron
Pertama à n=1, l=0, m=0, s= +½
Elektron
Kedua à n=1, l=0, m=0, s= – ½
3. Aturan Hund
Aturan ini dikemukakan oleh Friedrick Hund Tahun 1930.
yang menyatakan “elektron-elektron dalam orbital-orbital suatu subkulit
cenderung untuk tidak berpasangan”.
Elektron-elektron
baru berpasangan apabila pada subkulit itu sudah tidak ada lagi orbital kosong.
Untuk menyatakan distribusi elektron-elektron pada
orbital-orbital dalam suatu subkulit, konfigurasi elektron dituliskan dalam
bentuk diagram orbital.
Suatu orbital digambarkan dalam bentuk kotak,
sedangkan elektron yang menghuni orbital digambarkan dengan dua anak panah yang
berlawanan arah. Jika orn=bital hanya mengandung satu elektron, maka anak panah
yang ditulis mengarah ke atas.
Dalam
menerapkan aturan hund, maka kita harus menuliskan arah panah ke atas terlebih
dahulu pada semua kotak, baru kemudian diikuti dengan arah panah ke bawah jika
masih terdapat elektron sisanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar